Parahnya, korban hingga tak berdaya hingga keperawanannya rela direnggut oleh guru tersebut, F 26 tahun. Guru sekolah menengah atas di Kecamatan Solokuro, Lamongan ini cukup lihai dalam melancarkan bujuk rayunya untuk bisa berulang kali melampiaskan nafsunya kepada korban, DF 17 tahun.
Lebih bejat lagi, saat melakukan hubungan badan layaknya suami istri, tersangka merekamnya menggunakan hape miliknya. Rekaman video ini dimanfaatkan pelaku sebagai modal ketika hendak meminta jatah kembali kepada korban.
Tercatat tersangka F ini sudah menggauli korban hingga 10 kali hubungan badan. Semua adegan dewasa tersebut dilakukan di rumah tersangka, tak jauh dari rumah korban. Korban tidak berdaya dan dengan terpaksa menuruti permintaan tersangka karena di bawah tekanan dan ancaman.
Untuk hubungan pertama kali, seperti pengakuan korban pada kepolisian, tersangka melakukan rudapaksa saat sang guru cabul itu mengundangnya untuk datang ke rumah F. Insiden pertama itulah yang direkam tersangka yang dipakai sebagai alat untuk mengancam korban jika menolak berhubungan badan lagi.
Tersangka selalu mengancam akan menyebarkan rekaman video itu kepada orang tua korban dan para guru, ancaman itu benar-benar dilakukan tersangka. Kemudian salah satu video itu di screenshot dan dikirim ke teman korban, saudara korban hingga meluas ke tangan dewan guru.
Hasil tangkapan layar itu dikirim melalui Facebook dengan akun palsu yang bukan atas nama pelaku. Bukti screenshot dari dada hingga wajah korban itu cukup dikenali oleh para penerima.
Dalam postingan itu, tersangka juga menyertakan komentarnya, kalau anak yang ada dalam foto screenshot itu tergolong anak nakal. Tersangka F nekat menyebarkan itu, lantaran DF sudah tidak pernah mau lagi menuruti permintaannya.
Selain itu F dendam, karena diketahui korban berpacaran dengan orang lain yang sebaya dengan korban. Beredarnya foto korban didunia maya tersebut, cepat menyebar dan diantara mereka akhirnya berusaha mencari tahu kebenarannya hingga berlanjut laporan ke polisi.
Terungkap, siapa penyebarnya dan mengerucut ke nama F sebagai tersangka, didukung dengan pengakuan korban. Menurut korban, kejadiannya bermula saat tersangka melakukan bujuk rayu pada korbannya seperti membelikan es krim dan dibelikan jenis makanan lainnya.
Kini korban telah dilakukan pendampingan yang melibatkan psikiater, orang dan guru. Untuk memulihkan psikologis korban, mungkin ada trauma, dan tersangka dijerat Pasal 81 (1) dan (2) atau pasal 28 (1) nomor 35 Tahun 2014. Tentang perubahan atas UU RI nomor 23 Tahun 2012 tentang perlindungan anak.
Dan Pasal 45 (1) UU RI nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Elektronik. Ditambah Pasal 29 nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi dengan ancaman 5 tahun hingga 15 tahun.
Demikian artikel tentang Astaghfirullah Guru Olahraga Bejat, Modal Eskrim Dia Tiduri Anak Muridnya ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Astaghfirullah Guru Olahraga Bejat, Modal Eskrim Dia Tiduri Anak Muridnya ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.